KENAPA MENERTAWAKAN KENTUT BISA OMPONG?

KENAPA MENERTAWAKAN KENTUT BISA OMPONG?

orang tua zaman doeloe yang hobi
mewariskan larangan-larangan yang
tidak boleh dilanggar oleh generasi
penerusnya.
Contoh larangan yang beredar di
masyarakat Sunda:
- jangan duduk di atas bantal nanti
bisulan
- jangan menginjak nyiru nanti sering
jatuh di depan mertua
- jangan menertawakan kentut nanti
ompong, dan masih banyak lagi
larangan yang beredar di daerah lain.
Orang zaman sekarang mengatakan
'larangan' hanya tahayul atau mitos
saja. Karena ketika ditanyakan alasan
dari 'larangan' itu, maka orang tua
zadul akan menjawab; "PAMALI", dan
itu dianggap doktrin bagi spesies
modern.

KENAPA MENERTAWAKAN KENTUT
BISA OMPONG?
Larangan ini sangat LOGIS, bisa
dibuktikan.
"Logis dari mana? Apa hubungannya
kentut dengan gigi ompong?"
Mungkin ada beberapa yang
membantah kelogisan larangan ini.
Tapi, sodara-sodara harus percaya
dan jangan mengabaikannya apalagi
mempraktekannya.
Mari kita buktikan.
Ketika sodara menertawi kentut orang
lain, efeknya sampingnya adalah
ompong.
"Lah? Kok bisa ompong?"
Jelaslah, karena orang yang
ditertawakan itu pasti 'nonjok'
sodara, maka tamatlah riwayat gigi
sodara. Lebih TAMAT lagi kalau
orang tersebut memegang sebongkah
batu cukup besar. Alhasil, selepas
gelak tawa sodara akan diikuti suara
gigi dan batu yang beradu.
PRANG!
Jadilah sodara OMPONG.
"Lalu, kalau menertawakan kentut
sendiri ga bakal ompong dong?"
Ompong juga.
"Kok bisa? Masa kita yang kentut
nonjok gigi sendiri?"
Bisa, kalau sodara kentut sambil
ketawa-ketiwi di hadapan para
preman yang lagi makan.
Logiskan? Tak percaya? SILAHKAN
BUKTIKAN!

Oleh Sharmay Humay Astamanggala




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top